Pages

Wednesday, 11 February 2015

Teams Games Tournaments (TGT) #Metode Pembelajaran Matematika

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengatasi kondisi pembelajaran matematika  adalah model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments / Turnamen Game Tim (TGT). Pada mulanya model pembelajaran kooperatif tipe TGT dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwards, ini merupakan metode pembelajaran pertama dari Johns Hopkins. (Slavin, 2009:13)

a.        Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Secara umum karakteristik TGT menggunakan turnamen akademik, kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Pemberian kuis-kuis yang menyenangkan karena dilakukan dengan bentuk game dalam bentuk turnamen akademik.

b.      Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe lainnya menurut Slavin (2009:167)  adalah sebagai berikut:
1)      Pemberian kompetisi dalam suasana konstruktif / positif karena adanya kegiatan game.
2)      Menciptakan warna positif dalam kelas karena siswa merasa senang.
3)      Dapat terbangunnya kepercayaan tim dan setiap siswa merasa percaya diri ketika mereka bersaing dalan kegiatan turnamen.


c.         Langkah-Langkah TGT
Deskripsi dari langkah-langkah TGT menurut Slavin  (2009:166) adalah sebagai berikut:
1)        Presentasi di Kelas. Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi didalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual.
2)        Tim. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Tim adalah fitur yang paling penting dalam TGT. Karena pada tiap poinnya yang ditekankan adalah membuat anggota tim mereka malakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antar kelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswa yang agak lamban.
3)        Game. Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi dikelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan empat orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.
4)        Turnamen. Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi dikelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar-kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen – tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetensi dilakukan secara seimbang, sehingga memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya memberikan kontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke meja 5): skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama; dan skor yang paling rendah “diturunkan”. Dengan cara ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditempatkan, untuk seterusnya mereka akan terus dinaikan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya.
5)        Rekognisi tim. Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertenu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

0 komentar:

Post a Comment